A.
Konsepsi dan
awal kehidupan
Periode prenatal atau masa sebelum
kelahiran adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi,
yakni ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan kelahiran
sseornag individu. Masa ini pada umunya berlangsung selama ssembilan bulan
sebelum lahir. Periode ini merupkan periode perkembangan manusia yang paling
singkat, tetapi justru pada periode inilah dipandang terjadi perkembangan yang
sangat cepat dalam diri individu.
B.
Arti penting
periode prenatal bagi perkembangan
Pembuahan sel telur wanita oleh
sperma laki-laki dianggap sebagai salah satu masa yang sangat penting dan
menentukan perkembangan manusia pada periode-periode selanjutnya. Menurut
Elizabeth B. Hurlock (1980), setidaknya ada empat kondisi penting yang memberi
pengaruh besar terhadap perkembangan individu baru dimasa yang akan datang,
yaitu :
a.
penentuan
sifat bawaan
waktu pembuahan dipandang sangat
penting karena pada saat inilah ditentukan sifat bawaan dari individu yang baru
terbentuk. Hal ini adalah karena dalam masing-masing sel kelamin, baik sel pria
maupun sel wanita, terdapat 23 pasang kromosom, dan setiap kromosom mengandung
ribuan partikel yang dinamakan “gen”. Gen inilah yang dipandang sebagai faktor
penentu keturunan.
orang tua memberikan separuh dari
kromosom mereka kepada setiap anak-anaknyan dimana mereka mendapat kombinasi
yang berbeda-beda.ini berarti bahwa tubuh manusia merupakan hasil eksperimen
yang paling unik, yang tidak dapat diulangi atau dicoba pada orang lain,
kecuali mereka yang kembar dua atau tiga.
Secara umum manusia yang satu dengan
manusia lainnya mempunyai variasi yang sangat berbeda-beda di dalam genetik.
Anggota keluarga bisa mirip, namun orang yang tidak mempunyai hubungan darah
akan memperlihatkan ciri yang berbeda. Penentuan sifat bawaan mempengaruhi
perkembangan selanjutnya dalam dua hal, yaitu :
·
faktor keturunan
membatasi sejauh mana individu dapat berkembang
·
bahwa sifat
bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan
b.
penentuan
jenis kelamin
penentuan jenis kelamin individu
merupakan unsuur penting kedua yang terjadi pada saat pembuahan. Jenis kelamin
ini bergantung pada jenis spermatozoa yang menyatu dengan ovum. Sebagaimana
telah dijelaskan bahwa sel benih mengandung 23 kromosom. Salah satu dari 23
pasang kromosom ini terdapat kromosom jenis kelamin.
Ketika sel-sel sperma pria dan
sel-sel telur wanita telah bersatu, maka tidak ada lagi yang dapat dilakukan
untuk mengubah jenis kelamin individu baru yang telah dibentuk. Jenis kelamin
anak yang ditentukan pada saat pembuahan ini secara langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi pola perilaku dan pola keepribadian sepanjang hidup
individu yang bersangkutan. Ada tiga alasan mengapa jenis kelamin individu
penting bagi perkembangan selama hidupnya, yaitu :
·
setiap tahun
anak-anak mengalami peningkatan tekanan-tekanan budaya dari para orang tua,
guru, kelompok sebaya mereka, dan masyarakat yang mempengaruhi perkembangan
pola-pola sikap dan perilaku yang dipandang sesuai bagi kelompok jenis kelamin
mereka.
·
Pengalaman
belajar ditentukan oleh jenis kelamin individu.
·
Dan yang
terpenting adalah sikap orang tua dan anggota keluarga penting lainnya terhadap
ndividu sehubungan dengan jenis kelamin mereka.
c.
penentuan
jumlah anak
peristiwa penting ketiga yang
terjadi saat pembuahan adalah penetuan jumlah anak, apakah kelahiran berbentuk
tunggal atau tkembar. Meski umumnya dalam peristiwa kelahiran hanya satu anak
yang dilahirkan, naun sering juga terjadi kelahiran kembar, baik kembar dua,
tiga, empat maupun kembar lima. Kelahiran anak kembar ini terjadi apabila ovum
yang telah dibuahi oleh satu spermatozoa membelah menjadi dua bagian atau lebih
yang terpisah selama tahap-tahap permulaan pembelahan sel. Jika ini terjadi
akan menghasilkan kembar identik. Ttapi kalau dua ovum atau lebih dibuahi
secara bersamaan oleh spermatozoa yang berlainan akan menghasilkan kembar
non-identik.
Dilihat dari perspektif
perkembangan, kelahiran anak kembar dan tunggal ini memiliki perbedaan yang
signifikan, serta mempunyai pengaruh terhadap pola perkembangan sebelum dan
sesudah lahir. Dalam lingkungan sebelum lahir, anak dari kelahiran kembar
berbeda dalam hal penting dari anak tunggal. Bagi anak tunggal uterus ibu
sepenuhnya dimilikinya, sehingga ia dapat bebas bergerak dan berkembang. Sedang
bagi anak kembar, ia terpaksa berdesakan diruang alamiah itu. Akibatnya, salah
satu diantaranya berada dalam posisi yang tidak menguntungkan daripada yang
lain. Lebih jauh, anak kelahiran kembar sering lahir prematur karena rahim
tidak mampu lagi merenggang seiring dengan bertambah besarnya janin. Meski ini
tidak selalu benar, tetapi cacat fisik atau psikologis lebih sering terjadi
pada anak kembar daripada anak kembar. Kemudian dalam lingkungan pascalahir,
anak kelahiran kembar juga berbeda dengan anak kelahiran tunggal. Bayi
kelahiran tunggak sudah tentu akan menerima perhatian penuh dari kedua orang
tuanya. Sebaliknya, bayi kelahiran kembar harus berbagi waktu dan perhatian
orang tua.
d.
penentuan
urutan anak
posisi anak dalam urutan
persaudaraan merupakan kondisi keempat yang ditentukan pada saat pembuahan, dan
mempunyai pengaruh mendasar terhadap pengaruh selanjutnya. Hal ini adalah
karena umumnya orang tua memiliki sikap, perlakuan dan memberika peran yang
spesifik terhadap anak tunggal, anak menengah, anak tertua, atau anak bungsu.
Sikap, perlakuan, dan peran yang diberikan orang tua sesuai dengan tempat dan
urutannya dalam keluarga ini mempunyai pengaruh terhadap kepribadian dan
pembentukan sikap anak, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang
lain, serta menjadi salah satu faktor yang mempengaruhinya dalam mengembangkan
pola perilaku tertentu.
C.
Faktor-faktor
yang memengaruhi perkembangan prenatal
Telah dijelaskan bahwa periode
prenatal merupakan periode yang sangat penting dan menentukan perkembangan
individu pada periode selanjutnya. Selama periode ini, rahim merupakan
lingkungan yang sangat mempengaruhi perkembangan janin. Umumnya, kondisi rahim
ibu sangat nyaman bagi janin dan terlindung dari tiap gangguan. Tapi, hal ini
tidak berartu bahwa janin tersebut secara absolut luput dari pengaruh luar (santrock,
1995).
Sebagian besar proses pertumbuhan
janin bergantung pada kondisi internal ibu, baik fisik maupun psikisnya. Sebab,
ibu dan janinya merupakan satu kesatuan unit organik yang tunggal. Semua
kebutuhan ibu dan janin dipenuhi melalui proses fisiologis yang sama. Demikian
juga tiap gerakan yang dilakukan ibu dapat memberikan rangsangan berupa
pegalaman indera yang beraneka ragam. Karenanya kesehatan ibu, pengaturan diet,
pemakaian obat, serta kondisi emosional ibu dapat memberi pegaruh kimia prenatal
yang berakibat kerusakan sel dan merupakan kejadian traumatik. Beberapa faktor
yang mempengaruhi perkembangan prenatal antara lain ;
a.
Kesehatan
ibu
Penyakit yang diderita ibu hamil
dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Apalagi jika penyakit ini
bersifat kronis, seperti kencing manis. TBC, dan sebagainya. Demikian pula jika
terjadi benturan jika janin berusia tiga bulan disertai gangguan kesehatan pada
ibu, seperti influenza atau cacar.
b.
Gizi ibu
Faktor lain yang cuup berpengaruh
terhadap masa prenatal adalah gizi ibu. Hal ini adalah karena janin yang sedang
berkembang sangat bergantung pada gizi ibu, yang diperoleh melalui darah
ibunya. Karenanya makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup
protein, lemak, vitamin, dan cukup karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi.
Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat.
c.
Pemakaian
bahan-bahan kimia oleh ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada
obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran darah ibu yang tengah hamil,
dapat mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan kimia tersebut dapat
menimbulkan efek samping, baik pada fisik maupun pada sistem kimiawi dalam
tubuh janin, yang dinamakan metabolite. Bahan-bahan kimia juga dapat
mempengaruhi lingkungan didalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga
mempengaruhi janin.
d.
Keadaan dan
ketegangan emoi ibu
Keadaan emosional ibu selama
kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa
prenatal. Hal ini karena ketika ibu hamil merasa ketakutan, kecemasan, stres,
dan emosi lain yang mendalam, maka terjadi perubahan psikologis, antara lain
meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon
adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah
kedaerah kandungan dan membuat janin kekurangan udara.
Ibu yang mengalami kecemasan berat
dan berkepanjangan sebelum atau semasa kehamilan, kemungkinan besar mengalami
kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal dibandingkan dengan ibu yang
relatif tenang dan aman. Gocangan emosi diasosiasikan dengan kejadian aborsi
spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan penurunan berat,
kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik.
D.
Tahap-tahap
kelahiran dan pengaruh kelahiran terhadap perkembangan
a.
Tahap-tahap
kelahiran
Para ahli psikologi perkembangan
membagi proses kelahiran dalam tiga tahap, yaitu :
Ø Tahap pertama,
terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15 hingga 20 menit pada permulaan
dan berakhir hingga satu menit. Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentang
dan terbuka. Saat tahap pertama berlangsung, kontraksi semakin sering, dan
terjadi setiap 2 hingga 5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap
pertama kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4
inchi sehingga bayi dapat keluar dari saluran peranakan ke saluran kelahiran.
Ø Tahap kedua,
dimulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran.
Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini
berlangsung kira-kira 1,5 jam.
Ø Tahap ketiga
setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan
dan dibuang. Taha[ akhir inilah yang paling pendek, yang berlangsung hanya
beberapa meint saja.
b.
Pengaruh
kelahiran terhadap perkembangan pascalahir
·
Jenis
kelahiran
Secara umum kelahiran dapat
dibedakan atas lima jenis: (1)kelahiran normal atau spontan, (2)kalahiran
dengan peralatan, (3)kelahiran sunsang, (4)kelahiran melintang, dan
(5)kelahiran melalui pembedahan caesar. Bayi yang lahir secara spontan biasanya
lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dibanding bayi
yang mengalami proses kelahiran yang lama dan sulit, serta menggunakan alat
pembedahan.
·
Pengobatan
ibu
Belakangan ini, ibu-ibu yang akan
melahirkan sering menggunakan obat-obatan dengan maksud menghilangkan rasa
sakit atau untuk mempercepat proses kelahiran. Hasil penelitian menunjukan
bahwa semakin banyak obat yang diberikan, semakin lama dan sulit bayi
menyesuaikan diri dengan kehidupan pascalahir.
·
Lingkungan
pralahir
Tiap kondisi dalam lingkungan
pralahir yang menghalangi perkembangan janin sesuai dengan tabel waktu yang
normal, akan lebih banyak mengakibatkan kesulitan pada saat lahir dan
penyesuaian pascalahir dibanding dengan kondisi lingkungan yang nyaman.
·
Jangka waktu
periode kehamilan
Walaupun lama rata-rata periode
kehamilan 38 minggu, namun hanya sedikit waktu yang lahir tepat waktu. Ada
kalanya bayi lahir lebih awal dari waktu rata-rata (prematur), dan adakalanya
pula bayi lahir lebih lambat (postmatur). Bayi yang lahir prematur biasanya
berat lahirnya rendah, beresiko tinggi, dan cenderung memperlihatkan
gejala perkembangan yang berbeda dengan bayi yang lahir tepat waktu atau lenih
lambat. Bayi postmatur biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri
dengan lingkungan pascalahir. Sebaliknya, bayi prematur lebih susah dalam
penyesuaian diri dengan lingkungan pascalahir.
·
Perawatan
pascalahir
Kelahiran merupakan suatu “drama
penjebolan” secara drastis, yang disertai dengan perubahan-perubahan kondisi
secara radikalrevolusioner dari seorang bayi. Hal ini dapat dipahami, sebab
setelah selama 9 bulan berada dalam lingkungan rahim yang aman dan stabil,
janin tiba-tiba berada pada lingkungan yang berbeda dan bervariasi. Perbedaan
yang besar antara lingkungan intern dan lingkungan ekstern ini mengharuskan
bayi beradaptasi secara radikal dan cepat. Keharusan adaptasi yang tidak
disertai kemampuan untuk melakukannya, karena bayi masih sangat lemah, menuntut
perhatian dan perawatan dari orang tua, terutama ibu.
·
Sikap orang
tua
Bila sikap orang tua menguntungkan,
hubungan orang tua dan anak akan baik. Hubungan baik ini akan dapat membantu
bayi dalam beradaptasi dengan lingkungan baru pascalahir.
E.
Implikasi
bagi bimbingan dan konseling
Bagi seorang konselor mengetahui
segala kejadian pada masa prenatal sangat penting untuk dapat memahami secara
utuh pola perkembangan yang normal seorang individu. Perkembangan yang dimaksud
bukan hanya perkembangan fisik semata, namun perkembangan-perkembangan bakal
kognisi, afeksi, dan psikomotor juga ikut berkembang secara tidak sadar.
Umumnya para konselor hanya mempelajari perkembangan psikologi anak pasa saat
mereka sudah lahir di dunia, dan mengabaikan perkembangan yang utuh pada saat
seorang individu masih dalam kandungan. Karenanya mulai sekarang, mempelajari
perkembangan individu di masa prenatal tidak kalah pentingnya.